Jumat, 29 April 2016

Pelabuhan Kalimas Keindahan dan Sejarahnya


Pelabuhan Kalimas


Pelabuhan Kalimas adalah sebuah pelabuhan tradisional di Kota Surabaya yang sampai sekarang masih digunakan sebagai tempat bongkar/muat barang-barang, terutama dari kapal-kapal kayu, tongkang-tongkang dan perahu-perahu. Pelabuhan ini cukup menarik untuk dikunjungi karena masih adanya kapal-kapal tradisional (kapal kayu) yang menjadi sarana transportasi perdagangan. Lokasi pelabuhan utama tersebut merupakan jantung perdagangan Kota Surabaya. Dekat dengan pelabuhan tersebut ada sebuah jalan bernama Heeresentraat(sekarang berada disekitar Jalan Rajawali dan Jalan Kembang Jepun) yang merupakan sentral bisnis bongkar muat. Di antara kedua jalan itu, sudah ada jembatan yang membentang di atas Sungai Kalimas. Jembatan itulah yang disebut Roode Brug atau Jembatan Merah. Kala itu Pelabuhan Tanjung Perak belum ada, sementara pelabuhan lautnya berada di muara Sungai Kalimas. Daerah sepanjang Kalimas terbagi menjadi 2 bagian, yaitu Westerkade Kalimas(sebelah Barat Kalimas) dan Osterkade Kalimas (sebelah Timur Kalimas), atau biasa disebut warga Surabaya daerah kulon kali dan wetan kali. Daerah wetan kalimerupakan daerah perdagangan, mulai dari Kembang Jepun, Cantikan, Kapasan, hingga kearah utara Jalan K.H. Mansyur (Pegirian, Nyamplungan dan lain sebagainya). Yang termasuk daerah kulon kali antara lain jalan Gresik, Kalisosok dan disekitar Tanjung Perak Barat. (sumber:wikipedia.org/wiki/Pelabuhan_Kalimas)Apabila kalian ingin mengambil foto di lokasi ini saya sarankan untuk menuju lokasi pada pagi hari yaitu sebelum pukul 09.00 WIB atau pada sore hari tepatnya di atas pukul 15.00 mengingat lokasi yang cukup terik dan minimnya pepohonan yang nantinya menambah suasana terik apabila kalian mengambil foto pada siang hari. Untuk mencapai Pelabuhan Kalimas kalian bisa menggunakan mobil ataupun sepeda motor dengan menggunakan jalur ke arah Pelabuhan Tanjung Perak. Pintu masuk dari pelabuhan ini tidak begitu mencolok atau nyaris tidak terlihat oleh karena itu kalian bisa bertanya kepada beberapa orang apabila telah mencapai jalan tepat ke arah Pelabuhan Tanjung Perak (seingat saya pintu masuknya berda di samping Pos Tentara). Pada waktu saya ke lokasi ini keadaan matahari atau pencahayaannya sangat kurang karena saya baru sampai di lokasi sekitar pukul 17.00.



Bagi kalian tidak gemar pada kondisi low light, kalian bisa datang ke loaksi sebelum jam tersebut atau mengikuti saran saya sebelumnya. Setelah sampai di lokasi, ternyata saya tidak menemukan kapal tradisional karena pintu masuk yang saya gunakan tidak langsung menuju ke lokasi terdapat kapal tradisional tersebut. Akhirnya saya mengambil gambar kondisi bongkar muat yang saat itu sedang berlangsung. Pada perjalanan pulang, saya melewati lokasi yang dicari yaitu lokasi dimana perahu tradisional bersandar. Mengingat pada saat itu sudah malam maka saya memutuskan untuk mengambil gambar lain waktu. Berikut bebrapa foto yang sempat saya abadikan menggunakan kamera saya.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar